Powered By Blogger

Sabtu, 30 Maret 2013

TEHNIK DASAR LATIHAN PERCUSSION LINE

tehnik dasar latihan I. Roll Rudiments A. Single Stroke Rudiments 1. Single Stroke Roll 2. Single Stroke Four 3. Single Stroke Seven B. Multiple Bounce Rudiments 4. Multiple Bounce Roll 5. Triple Stroke Roll C. Double Stroke Rudiments 6. Double Stroke Open Roll 7. Five Stroke Roll 8. Six Stroke Roll 9. Seven Stroke Roll 10. Nine Stroke Roll 11. Ten Stroke Roll 12. Eleven Stroke Roll 13. Thirteen Stroke Roll 14. Fifteen Stroke Roll 15. Seventeen Stroke Roll II. Diddle Rudiments 16. Single Paradiddle 17. Double Paradiddle 18. Triple Paradiddle 19. Paradiddle-Diddle III. Flam Rudiments 20. Flam 21. Flam Accent 22. Flam Tap 23. Flamacue 24. Flam Paradiddle 25. Flammed Mill 26. Flam Paradiddle-Diddle 27. Pataflafla 28. Swiss Army Triplet 29. Inverted Flam Tap 30. Flam Drag IV. Drag Rudiments 31. Drag 32. Single Drag Tap 33. Double Drag Tap 34. Lesson 25 35. Single Dragadiddle 36. Drag Paradiddle #1 37. Drag Paradiddle #2 38. Single Ratamacue 39. Double Ratamacue 40. Triple Ratamacue
PEMANASAN DASAR BATTERY PERCUSSION 8-8-16—–> download Pemanasan ini merupakan pemanasan paling dasar dan umum dari segala pemanasan-pemanasan yang ada. diwajibkan kepada para pemain agar dapat menguasai pemanasan ini hingga pada level speed yang terakhir (untuk pemula minimal 5 hari dapat dikuasai, tentunya dengan memerhatikan grip tangannya ya). TUJUAN Untuk merenggangkan pergelangan dan otot-otot sekitar lengan hingga jari, kelingking. Selain itu pada pemanasan ini disertakan bantuan tempo dengan birama 1/4 pada tiap-tiap beat agar para pemain dapat mendengarkan dan merasakan perubahan tempo serta menguasai tempo dengan mark time/beating dalam hati. PERHATIAN Pemanasan ini sangat dasar dan wajib. Diharapkan pemain dapat mengusainya dengan sangat baik hingga level terakhir dengan tempo dan kesamaan suara yang tepat. DIDDLE/ ROLL AnB——>download Pemanasan ini merupakan dasar utama dari pembentukan pola pukulan rolls dengan teknik pukulan double stroke (contoh pemanasan tingkat lanjut menggunakan teknik double stroke dapat didengar langsung pada pemanasan diddle combo, building rolls, dan tripolet), penguasan pemanasan ini hingga pada level akhir sangat diwajibkan, dikarenakan banyaknya pemakaian teknik pukulan double stroke akan digunakan dalam materi-materi lagu baik yang berpola sederhana maupun yang sangat kompleks dengan tempo cepat. TUJUAN Pemanasan ini sangat penting untuk melatih kesamaan, kekuatan dan ketepatan suara pada tiap pukulan baik pada not pertama dan not keduanya pada tiap-tiap pukulan , selain itu tempo yang dipakai pada permulaan yang sangat lambat dapat membantu pemain agar dapat berkosentrasi pada tiap-tiap pukulan hingga pada level terakhir agar tetap (sekali lagi) sama, kuat dan tepat kedua suaranya PERHATIAN Untuk pemanasan DIDDLE/ROLL AnB diharapkan dikuasai terlebih dahulu baru diperbolehkan untuk beranjak pada pemanasan-pemanasan tingkat lanjut yang menggunakan teknik double stroke seperti pemanasan diddle combo, building rolls, dan tripolet MISSION IMPOSSIBLE AKSEN———->download Pemanasan ini merupakan pemanasan dasar untuk melatih pukulan aksen besar dan aksen kecil, pembedaan aksen besar dan kecil adalah berkisar 30-25 cm untuk aksen besar dan 10-5 cm untuk aksen kecil dan selalu konsisten. TUJUAN Pemain diharapkan dapat membedakan dan menerapkan dengan baik pembedaan tiap-tiap aksen dengan benar dan suara tidak menjadi ambigu atau aneh dikarenakan adanya suara perantara antar aksen besar dan aksen kecil, pada pemanasan ini dapat melatih pemain dalam proses pengontrolan tangan dengan sangat baik PERHATIAN Pemanasan ini sepintas sangat sederhana, tetapi dalam penerapannya mungkin diperlukan ketelitian suara, tenaga (power) pukulan dan ketinggian stik yang sempurna untuk menghasilkan suara yang brilian, mohon agar ketiga aspek tersebut diperhatikan dalam tiap-tiap perulangan pada pemanasan ini. DENNIS COMBO———–>download Pemanasan ini merupakan pemanasan pembentukan pola pukulan sixtool , yaitu pukulan dengan 6 pukulan dengan doublehand (kedua tangan) dalam satu ketuk. TUJUAN Pemanasan ini akan membentuk kecepatan tangan dalam periode yang kecil, meluweskan pergelangan tangan dan mengatur tempo dan irama tangan seta membantu meningkatkan skill pengontrolan pukulan tangan PERHATIAN Diharapkan pemain sangat memfokuskan pemanasan ini pada pola pukulan sixtool-nya agar pemain dapat mencapai persamaan suara dan ketepatan yang sempurna. DIDDLE/ROLLS COMBO————->download Pemanasan ini merupakan pemanasan dasar tingkat lanjut memakai teknik pukulan double stroke untuk menghasilkan pola pukulan rolls/diddle dengan doublehand (kedua tangan), yang dimana pada perulangan kedua pukulan pertama diddle/rolls diawali dengan aksen besar (anda tidak usah mengikuti aksennya, hal tersebut hanya untuk membantu timing saudara untuk memulai rollsnya saja) dengan pola pukulan (menjadi seperti) 1/16. TUJUAN Pemanasan ini dapat mempelancar pembentukan suara yang tepat dan ketepatan tempo dalam melakukan diddle rolls dalam bermain musik, dengan power dan tekanan stik yang sama pada tiap-tiap pukulannya (apabila dilakukan dengan cara memukul double stroke dgn benar) dapat menciptakan pukulan double stroke yang sangat baik ( seperti suara rentetan tembakan senjata mesin). PERHATIAN Pemain diharapkan dapat menguasai teknik tersebut hingga pada level akhir agar dapat mempermudah dalam penguasaan materi berteknikan pola-pola pukulan diddle/rolls. BUILDING ROLLS———–>download hampir sama dengan pemanasan diddle/rolls combo, Pemanasan ini dapat membantu pemain dalam pengkonsentrasian lebih pada tiap-tiap pukulan diddle/rolls. TUJUAN Pemanasan ini bertujuan untuk membangun pola pukulan rolls/diddle dengan baik. Pada pola birama perulangan pertama pemain diajak berkonsentrasi padapukulan double stroke not pertama dengan tangan kanan, pada perulangan birama kedua oleh not kedua dengan tangan kiri, perulangan birama ketiga pada not 1 dan 2 dengan tangan kanan dan kiri, pada perulangan birama keempat pada not 2 dan 3 oleh tangan kiri dan kanan dan yang diakhiri dengan diddle/rolls satu birama penuh pada perulangan birama terakhir. PERHATIAN Perhatikan tiap-tiap pola sebelum pola terakhir (tiap perulangan berganti-ganti pola), diharapkan pemain dapat melakukannya dengan baik agar pola tersebut dapat dikuasai, biasanya pola terakhir (pola diddle rolls satu birama), akan terdengar lebih kacau atau lebih lambat dan tidak bertenaga bila pola sebelumnya belum dapat dikuasai dengan benar. TRIPOLET————>download Pemasan ini merupakan pemanasan tingkat lanjut yang merupakan penggabungan dari beberapa teknik, yaitu diddle, aksen diddle, tempo birama 1/8 dengan teknik pukulan single dan double stroke dan pukulan tripolet. TUJUAN Pemain agar dapat menguasai dengan detail tiap-tiap pukulan pemanasan ini dengan bermain bersih dan rapi agar mempermudah dalam bermain musik yang bermaterikan pemanasan ini, selain itu pemanasan ini dapat melatih otak dalam berpikir selagi bermain musik atau pemanasan. PERHATIAN Pemanasan ini sedikit rumit, tetapi penguasan dari pemanasan ini sangat berarti bagi pemain perkusi selagi dalam bermain musik, selain melatih control tangan, pemanasan ini sangat melatih otak dalam berkonsentrasi, diharapkan pemain memperhatikan tiap-tap pukulannya dengan detai dan baik.

Selasa, 26 Maret 2013

The Colors of Color Guard

The Colors of Color Guard Color is a part of all our lives. We ‘feel blue’, see the world through ‘rose-colored glasses’ and can have ‘black moods’. Colors affect us emotionally. Our reactions to color are both instinctive and learned. Instinctive reactions appear to be universal; learned reactions are a product of cultural influence. Culture plays a large part in our perceptions and feelings about color. Red Red! The color of a morning sunrise, of a campfire, of a delicious apple or a tree in its last thrush of fall color. It is a Stingray Corvette breaking speed records on the Autobahn. Reds evoke our deepest and most dangerous emotions. Red is the color of blood, aggression, danger, war, and violence. A man and a girl wearing red bring two different images to the mind. Red is Salomae in her seven veils, dancing feverishly before Herod. Red is excitement, energy, desire, speed, strength, power, heat, love, fire, and all things passionate. Green Like most colors, the wrong green can make or break your show. Green can be used to evoke calming or invigorating thoughts of nature, fertility, renewal, spring, and environment. Other uses of green are to indicate good luck, good or poor health, youth, vigor, generosity. Emotionally, green can convey jealousy, inexperience, envy, or misfortune. Blue Blue skies, blue water, sacred blue… the color that most identifies our world and our most precious source of life and renewal: water. Blue suggests peace, tranquility, and calm. It can also speak of stability, harmony, unity, trust, truth, confidence, security, cleanliness, order, and loyalty. In Greece, blue is the color of virginity. On the darker side, blue can indicate depression and physical or emotional coldness. Yellow Yellow is the color of joy, happiness, optimism, idealism, imagination, hope. It is the sun in the sky, the color of summer and gold and wealth. However, studies show that, in décor at least, yellow creates feelings of anxiety and unease. This color can be used to design an atmosphere of betrayal, deceit, dishonesty, cowardice, jealousy, covetousness, or illness. Brown Brown evokes comfortable earthy feelings of home and hearth. Brown can call to mind the deep musty giving soil of our Earth, the outdoors with its tall trees. It is symbolic of reliability, the endurance and stability of trees and rocks, rural country, all things archaic and ancient. The color of the peasant caste, brown is also associated with poverty, body functions, filth and “off-color” humor. White Use this color with care; its symbolic burden is heavy. For most of western culture, white is the color of virginity. However, in many Asian cultures, white is the color of mourning, the color of death. Here are some of the more common emotions or states most commonly associated with white: reverence, purity, cleanliness, peace, humility, innocence, youth, birth, winter, snow, good, sterility, marriage, and death. Black Westerners view black as somber, and its most common symbolic use is to express mourning and death. However, this does not explain its popularity in costuming and staging. Black is used to provide depth and anonymity to a stage. It can express power, formality, sophistication, style, elegance, and wealth. Black is a backdrop for our darker emotions: fear, evil, unhappiness, sexuality, mystery, sadness, remorse, and anger. Though there are many ways to convey ideas physically, using color deliberately can enhance the layers of your message. It adds to the information being processed by the audience and can help them understand your intentions. Used carelessly, color can muddle your show with unintended ideas and symbolic baggage.

Optimalisasi Pearl Marching Bass Drum

Optimalisasi Pearl Marching Bass Drum Oleh : Nimon Pearl Drum Indonesia Marching Artist Endorser Pendahuluan Dewasa ini bentuk aransemen perkusi marching mempunyai berbagai macam variasi. Dari masing-masing variasi tersebut mempunyai kecenderungan berbentuk melodius. Hal ini terjadi akibat dari pengaruh aransemen keseluruhan yang memaksa Bass Drum mempunyai aransemen yang lebih harmoni dan mengalir supaya tidak menghancurkan harmoni keseluruhan. Pertanyaannya adalah bagaimana mengoptimalkan suara bass drum marching sehingga tercapai harmoni yang diinginkan? Untuk itu kita harus mempersiapkan segala hal dalam mencapai karakter suara yang diinginkan. Dalam pembahasan berikut ini saya akan coba memaparkan bagaimana saya tuning bass drum khususnya dalam mempersiapkan Madah Bahana Universitas Indonesia dalam setiap kompetisi. Alat-alat yang diperlukan : Kunci drum untuk tekanan tinggi, atau yang biasa disebut dengan hi-tension tuning key, ini akan mengurangi kelelahan tangan ketika mengencangkan tekanan drumhead. Busa peredam untuk meredam suara bass drum agar tidak terlalu bergaung. Biasanya berukuran 2”persegi sampai dengan 5”persegi. Drumhead atau kadang-kadang disebut dengan membran. Drumhead yang biasa dipakai untuk bass drum oleh banyak pabrikan drum adalah Remo Smooth White Ambassador. Pelumas bila diperlukan saja. Ini biasanya dipakai untuk melumasi baut-baut yang lama dan keras agar pemasangan lebih gampang. Bisa memakai WD40 atau kalau tidak ada bisa memakai body lotion. Pemasangan busa Ada berbagai macam cara untuk memasang busa, itu semua tergantung karakter suara yang diinginkan pelatih. Beberapa cara tersebut ialah : 1. Dipasang di bagian rim (luar). Dengan cara ini semakin besar ukuran bass drum semakin besar pula ukuran persegi busanya, atau bila memakai ukuran busa yang sama semakin banyak permukaan yang menempel ke bass tersebut. 2. Dipasang di bagian shell (dalam). Caranya sama dengan diatas. 3. Dipasang di bagian Drumhead. Dengan cara ini semakin kecil ukuran bass drum semakin dekat busanya dengan tengah drumhead, agar ruang lingkup redamnya semakin kecil pula. Berikut ini contoh posisi busa yang dipakai pada seksi bass drum Santa Clara Vanguard. Pada prinsipnya pemasangan busa pada bass drum diserahkan sepenuhnya kepada pembuat lagu dan pelatih. Karena masing-masing mempunyai keinginan karakter suara yang berbeda. Pada Madah Bahana Universitas Indonesia memakai cara yang kedua, pada Carolina Crown memakai cara yang pertama dan pada Santa Clara Vanguard memakai cara yang ketiga. Bahkan ada yang mengkombinasikannya seperti pada Blue Coats. Jadi silahkan anda mencoba semua cara diatas sampai anda mendapatkan karakter suara yang anda inginkan. Nada Bass Drum Karena marching bass drum mempunyai ukuran yang berbeda-beda maka akan semakin mudah untuk mendapatkan nada yang benar. Pada dasarnya semua drum tidak mempunyai nada yang seharusnya begini atau seharusnya begitu. Tetapi yang dimiliki adalah nada yang terdekat dari nada seharusnya. Yang terpenting dalam mendapatkan nada bass drum adalah : Sesuaikan nada dasar bass drum pada nada dasar keseluruhan lagu yang akan dimainkan Jarak nada antara masing-masing bass drum. Dalam tuning bass drum sebaiknya dimulai dari bass drum paling kecil, karena bass drum ini selain membutuhkan paling banyak tenaga untuk mengencangkannya juga mempunyai nada yang lebih pasti. Lalu kemudian ke bass berikutnya mengikuti interval yang ada. Dalam mengencangkan drumhead sebaiknya dilakukan secara menyilang agar dapat kekuatan yang merata. Dan usahakan untuk menyamakan nada antara head kiri dan head kanan dengan cara mengencangkan sedikit demi sedikit kiri dan kanan. Untuk mendapatkan nada yang lebih akurat coba dengan memukul head tersebut tapi head yang diseberangnya diredam, dan jangan lupa pastikan nada di setiap sisi baut mempunyai tekanan yang sama, caranya pukul pinggiran drumhead sambil sedikit menekan bagian tengah drumhead agar tidak terganggu dari nada-nada yang keluar dari efek getaran yang tidak diperlukan. Berikut ini adalah beberapa jarak dalam beberapa susunan bass drum. Jarak untuk susunan 4 (Empat) Bass Drum Menjaga Tuning Untuk mendapatkan tuning yang enak dan pas tidak bisa langsung setelah pemasangan drumhead. Drumhead yang baru butuh masa untuk perenggangan bahan drumheadnya. Ketika tuning sudah dapat usahakan agar tetap terjaga nadanya agar hasil getaran drumhead akan maksimal pada tekanan tersebut. Biasanya butuh beberapa hari sampai dapat karakter suara aslinya. Dan masing-masing pemain harus sensitive terhadap nada bass drumnya masing-masing, agar ketika ada perubahan sedikit pada tekanan dan nada bisa langsung dikoreksi. Penempatan Pemain Untuk bisa mendapatkan orang yang tempat pada tempat yang tepat, kita harus menelaah ulang pada beberapa faktor, yaitu : • Karakter masing-masing bass drum 1. Bass drum paling kecil mempunyai tekanan paling kencang sehingga sustain suaranya sangat pendek seperti snare drum dan semakin besar bass drum-nya semakin panjang sustainnya. 2. Semakin besar bass drumnya semakin susah mallet memantul di drumhead, karena tekanan pada bass drum yang lebih besar lebih sedikit. 3. Bass drum paling kecil memerlukan sedikit power karena malletnya kecil juga, dan semakin besar bass drumnya semakin besar tenaga yang dibutuhkan. 4. Semakin besar bass drumnya semakin berat pula beban yang harus diangkat 5. Bass drum paling kecil mempunyai karakter untuk membantu snare drum, jadi sering dipakai untuk variasi rudiment. 6. Bass drum tengah dan paling besar mempunyai karakter berperan besar pada rythim yang kuat dan unison sehingga benar-benar menghasilkan satu pukulan yang pasti dan penuh. 7. Bass drum diantara mempunyai karakter berperan besar dalam not-not singkop dan kemampuan menyambungkan not split/tonal. • Karakter calon pemain Calon pemain bass drum, yang pasti harus mempunyai satu kekuatan utama yaitu kuat dalam timing. Namun masing-masing biasanya ada kelemahan di bidang lain ataupun kekuatan seperti : 1. Kuat dalam pukulan-pukulan variasi snare/ penguasaan rudiment yang baik dan mampu bermain cepat dengan volume yang penuh. 2. Orang yang mempunyai timing dan groove yang kuat 3. Orang yang pukulannya bulat dan kuat. • Aransemen bassdrum Aransemen bass drum harus diperhatikan apakah banyak berbentuk melodius, rhytmitic atau unison. Ada beberapa aranjer yang menyesuaikan aransemen bass drumnya dengan karakter masing-masing pemainnya. Tapi untuk kompetisi aransemen bass drum tidak menyesuaikan kepada pemain tetapi pemain yang menyesuaikan ke aransemen bass drum agar harmonisasi lagu dapat tercapai. Aransemen tersebut biasanya merupakan gabungan dari semua unsur musik sehingga mencapai hasil yang maksimal. Jadi bass drum adalah salah satu faktor yang sangat harus diperhatikan dalam perkusi marching. Kemampuannya untuk tonal dan suaranya yang paling gampang didengar karena rendah, menuntut kesempurnaan bunyi dari segala hal. Bass drum seperti fondasi dalam perkusi marching, bila fondasi kuat maka satu seksi akan kuat. Tulisan ini merupakan salah satu sudut pandang saja, merupakan salah satu pengalaman yang saya punya untuk dibagi kepada yang lain. Beberapa pelatih lain mungkin mempunyai cara yang berbeda. Semoga tulisan ini dapat membantu dan menambah wawasan para Marching Banders Indonesia.

Part II : The Playing of the Drum – now to the fun stuff

I. Playing Zones (sweet spot) While the surface of each drumhead makes a pretty large target, the actual playing zones are much smaller. The drums put out the strongest sound if struck two inches from the rim and since tenor music tends to move around the drums a lot, the zones are places as close together as possible to limit the distance the mallets have to travel. Pictured above are the playing zones for each drum. The red dots show where the right hand plays; the yellow dots show where the left hand plays. As you can see, the path is almost a straight line across the drums and if you look at the drumheads of experienced tenor players, these will be the only spots with any marks on them. II. Stroke Guidelines The basis for playing a drum starts with gripping the stick properly. The goal is to get each tenor player playing the same. If everyone grips the stick the same way, and looks the same while playing, we should develop a strong, mature sound as a tenorline. The absolute goal is a beautifully balanced, strong sound. 1. Maintain the grip: The grip is set up to make playing the drum easier. If you follow the guidelines of the grip precisely, you will improve as a drummer faster than you can imagine. The key is to never sacrifice your grip for anything – to play louder, you think it looks cooler to do it differently, to learn music you neglect the technique so you don’t have to think as much – none of these are good reasons to sacrifice grip, which makes sense because there is never any reason to sacrifice grip. To be very simple, put your fingers where they belong and NEVER LET GO OF THE STICK. 2. Play from the wrist: While maintaining the grip, you must initiate the stroke from your wrist. If your arm is the first thing to move, this is incorrect. Bend your wrist naturally and turn to the desired height, do not use arm. Then, complete the stroke by returning your wrist to where it started. Do not aid your wrist turn by letting go with your fingers, or by raising your arm. Just let your wrist do the work. 3. Use rebound: Rebound is a hard concept to understand at first, but is very useful once it is understood. The best way to think of it is like dribbling a basketball. When dribbling a basketball you do not throw the ball down and stop your hand as the ball comes back up to it. Your hand remains in constant motion, moving with the ball, instead of stopping it, picking it up, and throwing it back down. This is the same idea you will use with your stick. You have to let the stick bounce off of the head and come back up into your hand without stopping it, without taking any fingers off the stick. Because of the tight drumhead and weight of the mallet, getting rebound is easier on tenors than any other drum. This being said, you should be able to grasp this concept fairly quickly. 4. Play Hard: In order to achieve a strong, mature sound, we must play hard using rebound all the time. Play the same way at lower heights as you would at higher heights. Accented notes are exactly the same as unaccented notes; accented notes are just played higher. Really give that some thought because it takes a while to completely grasp that concept. 5. Height of rise consistency: Height of rise is simply the height that the stick reaches by turning your wrist. It must be consistent in two ways. A single player must be able to reach the same height consistently to develop a mature individual sound. Secondly, each player must be consistent with height of rise in regards to everyone else’s height of rise. Each person must turn their wrist to the same height in order to achieve an overall clean, tight sound. The heights will be 3”, 6”, 9”, 12”, 15”, 18”. 6. Control the opposite (resting) stick: This has two applications – look and sound. While playing longer phrases with only one hand, the other hand must remain under control and in its position. This is so everyone looks the same, which is crucial in this activity. Also, it will improve the attack of the hand that is resting. If everyone starts from the same position, there is a better chance that everyone will hit the drum at the same time. To sum up, just don’t let the hand that isn’t playing, float out of position. 7. Relax: It is as simple as that. Relax. Relax everything as you play. Relax your body and your mind. If you think too much while you play it will show with choppy, anxious looking strokes. As you play, especially as you get faster, your body will naturally want to tense up. Use your mind to fight that urge because it is the opposite of what you want to do. As you get faster you want to relax more so you can move easier. If you tense up, your hands will slow down. Just relax. III. Types of Strokes: There are two types of strokes that we will use to play the drum. These are Legato and Staccato. However, the stroke which will be used the vast majority of the time is Legato. Legato – There are many terms that go along with the legato stroke. These are rebound, upstroke, and relaxed. It is only achieved by rebounding the stick off of the head without stopping the stick. See Number 3 under the “Stroke Guidelines” section to see how to play a legato stroke. Staccato – When you play a staccato stroke you will hear terms like downstroke and catch the stick. The only time we will use a staccato stroke is for a darker, more abrupt sound out of the drum. To play a staccato stroke, you project the stick downward through the drumhead and catch it without rebounding the stick. But, like it was stated earlier, we will hardly ever use this stroke. IV. The Axes of Power The most direct path will always take the least time and take the least amount of energy. In playing passages around the drum, one must realize that there are two separate motions taking place. Your hands are guiding the mallets along two axes: the X axis and the Y axis. The X Axis – The X axis is the horizontal axis. Upon this axis the forearms will move the hands around the drums from side to side. The Y axis is the vertical axis. Upon this axis the forearms, wrists and fingers move the mallet straight up and down. Most quad drumming errors are caused by the confusion between these two planes and the lack of maintaining accuracy upon each axis. A quad player should be able to focus on the X and Y axes independently while playing through a phrase. The Y Axis – The Y axis should be the first priority when playing around the drums. The way to manipulate this axis is by playing a passage on one drum. Some players rely on “around” patterns to get through certain passages. If you can’t play it on one drum, then you certainly won’t be able to play it around the drums with any accuracy. After mastering a passage on one drum, you will be able to play it around the drums with better sound quality, mallet heights and dynamics. A player should be able to focus on the hand’s movement, heights and velocity through the drumheads while playing through any given passage around the quads. The Y axis must not get melded with the X axis in order to play with a consistent quality of sound, good mallet heights and dynamics. V. Applying the axes to your Stroke 1. One Drum When playing a passage on one drum, the path of the mallet should be straight up and down. A common mistake is to let the mallet move in an elliptical (oval shaped) motion, especially with the left hand. This can be fixed by watching your hand in the mirror and adjusting your grip to make the mallet move solely along the Y axis (vertically). 2. Around the Drums When moving from one drum to another, the path of the mallet should be a perfect arc. Below are some guidelines that, if followed, will bring you success in navigating around the drums. i. Keep height of rise consistent – It is not necessary to change the height of rise to play on two different drums. ii. Pivot solely from your elbow – do not turn your wrist from side to side to reach other drums, this changes your grip and stroke path and creates an inconsistent sound. iii. Keep the rest of your body still – you don’t need to throw your shoulders about to play difficult passages. And I promise that it will be easier without the extra movement. Plus you don’t want to look like you are convulsing. iv. RELAX – this is a common theme throughout the packet because it is so vital to your success as a drummer. It’s pretty simple: if you are tens Jeffrey Cramer, With Input from James P. Ancona, Bill Bachman, and Michael Windish

Pemanasan Dasar Battery Percussion

Hallo para Marching Mania, Khususnya para Batter’s percussion. Salam kenal dari saya Yudhit dan Reza (my brother include my ex-coach). Disini kami ingin berbagi ilmu kepada teman-teman sekalian mengenai suatu kerjaan iseng-iseng kami semasa aktif dalam bermain Marching di section Battery percussion, yaitu sebuah paket audio pemanasan sederhana yang dapat anda gunakan diluar jam latihan. Dijaman yang serba praktis saat ini, tentunya tidak mudah untuk mengerti akan tuntutan dalam bermain marching yang semakin berorientasikan akan kesempurnaan dalam bermain. Kenyataannya, yang serba praktis pastinya takkan pernah sempurna. Kesempurnaan tidaklah susah, hanya membutuhkan ketekunan dan kesabarannya dalam mengolah dan mengasahnya, dan semuanya berasalkan pada hal yang sangat-sangat sederhana, yaitu basic (dasar). Paket latihan ini sebenarnya sudah sangat lama kami buat, alasannya sederhana saja, yaitu untuk membantu skill individu dalam melatih power, timing dan kecepatan maupun ketepatan dalam bermain. Paket ini dapat sangat membantu para pemain dalam meningkatkan kemampuan dasarnya yang ternyata masih bermasalah, biasanya permasalahan itu sangat mengganggu dan menimbulkan ketimpangan dalam bermain musik bersama tim. Paket latihan ini adalah salahsatu solusi akan permasalahan tersebut, karena si pemain yang bersangkutan dapat memperbaiki dengan melatih basic-nya sendiri tanpa harus menyita waktu di jam latihan tim, paket ini dapat gunakan dimanapun, kapanpun sendiri, sangat praktis dan efektif (bila anda benar-benar berlatih dan menggunakannya, tentunya dengan pegangan grip stik yang benar pula). Berikut keterangan dari paket pemanasan dasar yang kami sediakan (free). Penamaan dari beberapa nama latihan pemanasan dibawah ini mungkin mempunyai kemiripan nama atau bentuk dengan pemanasan yang pernah anda mainkan, hal ini merupakan hal yang wajar karena bentuk latihan dasar perkusi biasa menggunakan single stroke dan double stroke baik dengan satu dan dua tangan. 8-8-16—–> download Pemanasan ini merupakan pemanasan paling dasar dan umum dari segala pemanasan-pemanasan yang ada. diwajibkan kepada para pemain agar dapat menguasai pemanasan ini hingga pada level speed yang terakhir (untuk pemula minimal 5 hari dapat dikuasai, tentunya dengan memerhatikan grip tangannya ya). TUJUAN Untuk merenggangkan pergelangan dan otot-otot sekitar lengan hingga jari, kelingking. Selain itu pada pemanasan ini disertakan bantuan tempo dengan birama 1/4 pada tiap-tiap beat agar para pemain dapat mendengarkan dan merasakan perubahan tempo serta menguasai tempo dengan mark time/beating dalam hati. PERHATIAN Pemanasan ini sangat dasar dan wajib. Diharapkan pemain dapat mengusainya dengan sangat baik hingga level terakhir dengan tempo dan kesamaan suara yang tepat. DIDDLE/ ROLL AnB——>download Pemanasan ini merupakan dasar utama dari pembentukan pola pukulan rolls dengan teknik pukulan double stroke (contoh pemanasan tingkat lanjut menggunakan teknik double stroke dapat didengar langsung pada pemanasan diddle combo, building rolls, dan tripolet), penguasan pemanasan ini hingga pada level akhir sangat diwajibkan, dikarenakan banyaknya pemakaian teknik pukulan double stroke akan digunakan dalam materi-materi lagu baik yang berpola sederhana maupun yang sangat kompleks dengan tempo cepat. TUJUAN Pemanasan ini sangat penting untuk melatih kesamaan, kekuatan dan ketepatan suara pada tiap pukulan baik pada not pertama dan not keduanya pada tiap-tiap pukulan , selain itu tempo yang dipakai pada permulaan yang sangat lambat dapat membantu pemain agar dapat berkosentrasi pada tiap-tiap pukulan hingga pada level terakhir agar tetap (sekali lagi) sama, kuat dan tepat kedua suaranya PERHATIAN Untuk pemanasan DIDDLE/ROLL AnB diharapkan dikuasai terlebih dahulu baru diperbolehkan untuk beranjak pada pemanasan-pemanasan tingkat lanjut yang menggunakan teknik double stroke seperti pemanasan diddle combo, building rolls, dan tripolet MISSION IMPOSSIBLE AKSEN———->download Pemanasan ini merupakan pemanasan dasar untuk melatih pukulan aksen besar dan aksen kecil, pembedaan aksen besar dan kecil adalah berkisar 30-25 cm untuk aksen besar dan 10-5 cm untuk aksen kecil dan selalu konsisten. TUJUAN Pemain diharapkan dapat membedakan dan menerapkan dengan baik pembedaan tiap-tiap aksen dengan benar dan suara tidak menjadi ambigu atau aneh dikarenakan adanya suara perantara antar aksen besar dan aksen kecil, pada pemanasan ini dapat melatih pemain dalam proses pengontrolan tangan dengan sangat baik PERHATIAN Pemanasan ini sepintas sangat sederhana, tetapi dalam penerapannya mungkin diperlukan ketelitian suara, tenaga (power) pukulan dan ketinggian stik yang sempurna untuk menghasilkan suara yang brilian, mohon agar ketiga aspek tersebut diperhatikan dalam tiap-tiap perulangan pada pemanasan ini. DENNIS COMBO———–>download Pemanasan ini merupakan pemanasan pembentukan pola pukulan sixtool , yaitu pukulan dengan 6 pukulan dengan doublehand (kedua tangan) dalam satu ketuk. TUJUAN Pemanasan ini akan membentuk kecepatan tangan dalam periode yang kecil, meluweskan pergelangan tangan dan mengatur tempo dan irama tangan seta membantu meningkatkan skill pengontrolan pukulan tangan PERHATIAN Diharapkan pemain sangat memfokuskan pemanasan ini pada pola pukulan sixtool-nya agar pemain dapat mencapai persamaan suara dan ketepatan yang sempurna. DIDDLE/ROLLS COMBO————->download Pemanasan ini merupakan pemanasan dasar tingkat lanjut memakai teknik pukulan double stroke untuk menghasilkan pola pukulan rolls/diddle dengan doublehand (kedua tangan), yang dimana pada perulangan kedua pukulan pertama diddle/rolls diawali dengan aksen besar (anda tidak usah mengikuti aksennya, hal tersebut hanya untuk membantu timing saudara untuk memulai rollsnya saja) dengan pola pukulan (menjadi seperti) 1/16. TUJUAN Pemanasan ini dapat mempelancar pembentukan suara yang tepat dan ketepatan tempo dalam melakukan diddle rolls dalam bermain musik, dengan power dan tekanan stik yang sama pada tiap-tiap pukulannya (apabila dilakukan dengan cara memukul double stroke dgn benar) dapat menciptakan pukulan double stroke yang sangat baik ( seperti suara rentetan tembakan senjata mesin). PERHATIAN Pemain diharapkan dapat menguasai teknik tersebut hingga pada level akhir agar dapat mempermudah dalam penguasaan materi berteknikan pola-pola pukulan diddle/rolls. BUILDING ROLLS———–>download hampir sama dengan pemanasan diddle/rolls combo, Pemanasan ini dapat membantu pemain dalam pengkonsentrasian lebih pada tiap-tiap pukulan diddle/rolls. TUJUAN Pemanasan ini bertujuan untuk membangun pola pukulan rolls/diddle dengan baik. Pada pola birama perulangan pertama pemain diajak berkonsentrasi padapukulan double stroke not pertama dengan tangan kanan, pada perulangan birama kedua oleh not kedua dengan tangan kiri, perulangan birama ketiga pada not 1 dan 2 dengan tangan kanan dan kiri, pada perulangan birama keempat pada not 2 dan 3 oleh tangan kiri dan kanan dan yang diakhiri dengan diddle/rolls satu birama penuh pada perulangan birama terakhir. PERHATIAN Perhatikan tiap-tiap pola sebelum pola terakhir (tiap perulangan berganti-ganti pola), diharapkan pemain dapat melakukannya dengan baik agar pola tersebut dapat dikuasai, biasanya pola terakhir (pola diddle rolls satu birama), akan terdengar lebih kacau atau lebih lambat dan tidak bertenaga bila pola sebelumnya belum dapat dikuasai dengan benar. TRIPOLET————>download Pemasan ini merupakan pemanasan tingkat lanjut yang merupakan penggabungan dari beberapa teknik, yaitu diddle, aksen diddle, tempo birama 1/8 dengan teknik pukulan single dan double stroke dan pukulan tripolet. TUJUAN Pemain agar dapat menguasai dengan detail tiap-tiap pukulan pemanasan ini dengan bermain bersih dan rapi agar mempermudah dalam bermain musik yang bermaterikan pemanasan ini, selain itu pemanasan ini dapat melatih otak dalam berpikir selagi bermain musik atau pemanasan. PERHATIAN Pemanasan ini sedikit rumit, tetapi penguasan dari pemanasan ini sangat berarti bagi pemain perkusi selagi dalam bermain musik, selain melatih control tangan, pemanasan ini sangat melatih otak dalam berkonsentrasi, diharapkan pemain memperhatikan tiap-tap pukulannya dengan detai dan baik.

Musikalitas dan Leadership

Suatu pandangan teoritik terhadap Marching Percussion Indonesia “The common problems of this two bands are leadership” (Jonathan Fox; ketika membuka komentar di saat masa komentar babak final drumbattle DMC 2009 antara The Beaters Vs BC) Setiap acara besar marching band seperti GPMB dan DMC, pasti tersisa makna positif yang bisa dipetik. Belum lama GPMB 2008 dan DMC 2009 berakhir, tetapi menurut pandangan saya begitu banyak ilmu yang bisa diserap dari kegiatan ini. Dalam hal ini saya lebih membahas ke masalah ilmu marching band. Semua pembahasan dalam artikel kali ini berangkat dari kutipan komentar Jon Fox. SKILL ADALAH SEGALANYA Leadership yang dimaksud Jon Fox disini lebih ke organisasi musik, alias komposisi musik. Seperti umumnya pandangan para perkusionis marching Indonesia, skill adalah segalanya. Dan tidak bisa dipungkiri ada orang-orang yang menstratakan tingkat skill sesuai dengan alat yang dipegangnya. Biasanya sesuai urutan yang paling atas adalah, Snare Drum, Tenor, Bass Drum dan yang paling bawah adalah marching cymbal. Banyak orang yang akan bangga sekali bila ditempatkan di snare drum atau merasa sebaliknya bila ditempatkan di marching cymbal. Tetapi kita harus memahami dulu definisi dari skill tersebut. Skill atau keahlian menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemampuan yang mendalam terhadap bidang tertentu. Disini tertulis kemampuan yang mendalam, yang berarti kalo kita hubungkan dengan konsep marching band adalah pengetahuan mendalam dari segala aspek baik musikalitas maupun visual tidak hanya pengetahuan rudimental semata. Pada dasarnya skill musik pada marching percussion terdapat dalam beberapa aspek , dalam hal ini saya berasumsi semua unit mempunyai skill rudimental yang sama rata. Beberapa diantaranya : Efektifitas skill tersebut Jim Casella pernah bercerita tentang bagaimana dia dulu menyeleksi penempatan snare drum di Santa Clara Vanguard. Konsep dasarnya adalah dia tidak perduli seberapa banyak not, rudiment dan visual yang kalian peragakan tapi kalau itu diluar konteks musikal, ‘it’s nothing’. Penempatan Terkadang kita ingin mengeluarkan semua skill dan kemampuan kita pada seluruh lagu, tetapi bila berada di tempat yang salah, maka skill itu tidak akan bersinar. Dalam hal ini kita harus kembali pada konsep dasar; musikalitas. Skill yang baik dapat maksimal pada tempat yang tepat saja. Konsepnya kembali ke sifat dasar alami manusia, yang bila ‘terlalu’ akan jadi tidak menarik. Berarti ‘terlalu’ banyak skill yang ditonjolkan maka secara alami itu tidak akan jadi menarik alias monoton. Penempatan ini juga berhubungan dengan posisi display. Bagaimana mungkin skill cymbal akan dilihat juri kalau dia berada di belakang bass drum. Keseragaman materi skill antar section Dalam hal ini sangat penting untuk pelatih menyeragamkan skill semua lini agar tidak terjadi ketimpangan sehingga harmonisasi tercipta. Pada dasarnya semua berangkat dari snare drum yang match grip, setelah dipecah ke beberapa seksi, maka masing-masing mengembangkan keahliannya di seksi masing-masing. Paradigma snare drum adalah yang paling hebat membuat stagnansi kemampuan alat di seksi lain seperti tenor, bass drum dan marching cymbal. JURI Nah, dalam pandangan saya skill memang segalanya, tapi skill yang bagaimana yang segalanya? Skill yang mencakup semua aspek diatas. Bukan hanya skill rudimental yang tak terkonsep ataupun skill yang hanya membela ego orang tertentu bukan kepentingan tim. Bila hanya snare drum yang beraksi terus menerus memamerkan skill-nya berarti secara tim mereka gagal. Hal seperti ini sering terjadi di dunia per-marching band-an Indonesia. Suatu tim bisa mendapat nilai perkusi tinggi sekali hanya karena snare drum-nya sangat menonjol dalam segi skill rudimental. Kemampuan skill snare drum yang menakjubkan tersebut membuat seksi lain seperti tenor, bass drum, cymbal dan pit section tertutupi atau tidak begitu diperhatikan untuk dinilai. Begitu juga sebaliknya. So pathaetic that kind of judge!(James Ancona) Pandangan juri yang seperti ini yang membuat stagnansi seksi lain. Karena seksi lain kurang dievaluasi. Akibatnya kepentingan tim perkusi secara utuh tidak begitu dihargai, dan ini sangat melenceng dari konsep dasar musikal dan bisa sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan tim perkusi yang seharusnya satu kekuatan yang solid tanpa ada ego skill antar seksi. Juri sangat berperan penting dalam pemahaman paradigma perkusi yang musikal dan berkualitas. Namun terkadang perkembangan pengetahuan juri kalah oleh peserta yang dinilainya. MUSIKALITAS Setelah pemaparan beberapa aspek diatas, ada satu benang merah diantaranya, yaitu musikalitas yang ensemble dan harmonis. Musikalitas tercipta dari kematangan konsep dan komposisi musik. Komposisi musik yang baik tercipta dari beberapa aspek juga, yaitu: Yang mempunyai alur cerita dan kerangka komposisi yang teratur Komposisi dasar biasanya mempunyai, intro, isi lagu, jembatan transisi, reff., closer. Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan pesan lagu dan konsep dengan baik dan jelas. Penggambarannya seperti ini : Bila ada seseorang menyerang kita secara mendadak tanpa basa basi, kita otomatis akan bersikap bertahan dan penasaran disaat penyerangan terjadi. Akibatnya adalah penyerangan tersebut hanya terasa pada saat itu saja tanpa dikenang lama, dan mental penasaran kita akan terkumpul untuk melakukan serangan balik. Tetapi bila kita menyerang dengan konsep dan komposisi yang jelas, maka serangan itu akan dikenang lama karena kita memainkan mental dan emosi lawan, sehingga serangan itu menancap di hati. Yang bisa menciptakan efek suara atau mempertahankan efek suara Originalitas sangat dihargai dalam aspek ini. Ide adalah sesuatu yang tidak bisa dihargai hanya dengan nilai materi. Bila efek suara tercipta dan bisa dimengerti dengan jelas hanya dengan menggunakan peralatan marching percussion menurut saya itu sangat original. Contohnya, suara gendang, suara pukulan, tembakan, suara besi berderit, suara rel, suara beatbox dan lain sebagainya. Efek suara ini berperan sangat penting dalam pencapaian emosional pada efek musik. Komposisi perkusi yangmerupakan perpaduan antara rhytmitik dan melodius juga berperan penting dalam kenyamanan pendengar sehingga akhirnya tercipta efek musik yang berkesan. Organisasi music yang saling bersinergi Kata lainnya adalah harmonisasi antar seksi sehingga tercipta ensemble yang berkesan. Dalam hal ini keterlibatan antar seksi dimaksimalkan seimbang. Tidak ada yang menonjol sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat dalam menggempur lawan. Yang ditonjolkan adalah kekuatan tim. Klimaks Lagu yang baik adalah yang mempunyai klimaks agar emosi yang penasaran tadi dapat mendapatkan jawaban dan puas. Klimaks sering disalah artikan sebagai closer, atau disalah artikan sebagai sesuatu yang berakhir keras dan megah. Klimaks adalah sesuatu yang merupakan jawaban dari gejolak penasaran emosi penonton tadi. Sesuatu yang bisa membuat emosi sedikit lega. Sesuatu yang cukup kuat dirasakan dalam bagian lagu. Klimaks bisa berdinamika keras ataupun lembut. Klimaks biasanya terdapat diantara 2/3 dari lagu. Sedangkan Closer atau sisa dari 2/3 tadi adalah penegas klimaks. Musik yang baik dan bisa dinikmati biasanya mempunyai klimaks di antara 2/3 lagunya. Coba perhatikan! Terutama musik klasik yang melegenda. Tension Bow Dalam menciptakan satu komposisi kita harus memikirkan untuk memainkan emosi penonton. Ini diperlukan agar tidak terjadi monoton dalam satu komposisi. Untuk itu sesuai dengan kerangka lagu, kita harus masukkan tipe aransemen yang sesuai dengan grafik tensinya. Pengulangan tensi yang sama akan memicu kemonotonan. Caranya adalah berbekal kerangka lagu, kita harus langsung buat grafik tensi, sehingga emosi penonton terus bergejolak dan penasaran karena mendapatkan tensi yang berbeda tiap bagiannya. Tension bow sangat berguna untuk mewujudkan aspek-aspek diatas. LEADERSHIP Setelah memahami pemaparan diatas baru kita bisa mengerti sekali apa maksud dari komentar Jon Fox . Marching Percussion adalah alat musik. Jadi mainkanlah dengan musikalitas yang baik agar namanya tetap menjadi alat music. Konsep musikalitas diatas harus diterapkan dalam membuat komposisi Marching Percussion, baik di individual contest, drumbattle, percussion contest maupun bermain secara full team. Masing-masing mempunyai tingkat kesulitan tersendiri, tergantung bagaimana kita menyikapinya secara konsep-konsep dasar musikal tidak hanya sekedar kemampuan rudimental. Peran pembuat materi sangat tinggi disini. Leadership : Dalam suatu pagelaran batterie percussion kendali utama dibagi rata ke setiap seksi untuk menonjolkan harmonisasi tim. Konsep dasarnya adalah mengenyampingkan ego antar seksi . Maksud kendali utama adalah, ada saatnya bass drum yang beraksi dan seksi lain menjadi pendukungnya, ada saatnya tenor yang menyerang dan seksi lain back up, begitu seterusnya. Keadaan ini dirancang sedemikian rupa dengan konsep yang matang berdasarkan teori dasar musikalitas tadi. Itu yang terbaik. Dengan menghilangkan strata skill di batterie percussion maka siapa aja bisa menjadi pemimpin dalam satu pagelaran. Dan pada akhirnya komunikasi antar seksi akan tercipta sehingga koordinasi pun lancar. Keterlibatan antar seksi juga adil dan merata, dan pada akhirnya yang menentukan terbaik antar tim bukanlah masalah ‘sepele’ seperti leadership, skill, visual, dan lain sebagainya, tetapi adalah eksekusi di lapangan. Yang bisa memunculkan efek musik dan visual secara konstan, yang bisa mempertahankan grafik, konsep dan alur lagu, yang bisa menjaga emosi tapi stabil membuat emosi lawan atau penonton bergejolak, yang bisa mendapatkan klimakslah yang terbaik. Mungkin langkah awal yang bisa kita lakukan adalah : 1. Pahami lagi konsep skill dan musikalitas 2. Jangan terpaku hanya kepada snare drum saja dalam exploitasi ego skill. 3. Pahamilah! Setiap seksi mempunyai keunikan skill masing-masing yang bisa dieksploitasi secara mengesankan. 4. Lebih digali lagi pengetahuan terhadap seksi yang lain dengan syarat tidak boleh anggap remeh terhadap seksi yang lain. 5. Jangan beralasan karena pelatih adalah mantan pemain snare drum sehingga exploitasi snare drum terjadi. 6. Jangan beralasan karena hanya paham dan nge-fans dengan snare drum, seksi lain jadi kurang diperhatikan dalam memaksimalkan ilmu dan skillnya. 7. Mainkanlah Marching Percussion-mu sebagai alat musik dan sesuai dengan konsep dasar musik bukan sebagai alat untuk menunjukkan ego skill rudimentalmu. Demikianlah pemaparan ini sebagai suatu pandangan saya terhadap keadaan perkusi Indonesia. Pandangan ini merupakan kumpulan hasil dari obrolan dengan orang-orang hebat di bidang perkusi maupun musik secara keseluruhan, diantaranya : Jonathan Fox, Kosin, James Ancona, Jim Casella, Ralph hardimon, Andy Dougharty dan Eric Awuy. Semoga dapat berguna!! Keep on Music!! Viva Marching Band Indonesia!!